Selamat berjumpa lagi sahabat Suaramitra.com! Pada artikel kali ini Suaramitra.com menurunkan tulisan tentang situs kapal karam di Gosong Nambi, Nagari Amping Parak Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Informasi tentang situs kapal diperoleh dari penelaman yang diselenggarakan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) yang bermarkas di Komplek Konservasi Penyu Amping Parak bersama BPSPL Padang. Sementara kajian ilmiah diperoleh dari laporan akhir penelitian Kajian Kerentanan Potensi Kawasan Konservasi Maritim Situs Kapal Tenggelam di Kabupaten Serang dan kabupaten Pesisir Selatan yang di selenggarakan Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Tim selam menemukan bangkai kapal karam di Gosong Nambi, wilayah perairan Nagari Amping Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan. Kapal tersebut adalah bangkai kapal besi dengan kondisi sebagian besar sudah tertimbun pasir. Bagian kapal ang terlihat sekitar 20 m dan lebar 5 m. Bangkai kapal ini berada pada kedalaman 5 m hingga 20 m dan dalam keadaan posisi miring yang mengikuti kontur kedalaman dasar laut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagian stern yang sebagian tertutup oleh sedimen pasir dan sediemn dari terumbu karang yang mati berada di kedalaman 5 m, sementara itu bagian haluan atau bow berada pada kedalaman 20 m. Jarak pandang perairan di lokasi kapal tenggelam ini sangat jernih dengan visibility horizontal dan vertikal hingga 15-20 meter. Belum diketahui informasi tentang jenis, nama kapal dan asal kapal tersebut, namun secara visual ukuran kapal relatif kecil. Biota yang tinggal di kapal tidak terlalu banyak dan cenderung homogen.

Bangkai kapal karam di Gosong Nambi ini diperkirakan kapal kargo dari masa 1900-an yang sedang berlayar dari perairan Bengkulu ke Sumatera Barat dan kemudian menabrak karang atau terjebak dalam atol Gosong Nambi, kemudian kandas dan tenggelam. Kondisi bangkai kapal sebagian sudah tertimbun pasir di bagian buritan. Sebagian badan kapal kemungkinan telah diambil oleh para nelayan atau pencari besi tua.

Keberadaan kapal ini telah diketahui para nelayan setempat sejak dahulu dikarenakan mereka biasa mencari ikan hingga di lokasi ini dan mereka memberikan informasi bahwa di lokasi bangkai kapal karam ini banyak terdapat ikan-ikan besar yang dapat menjadi tangkapan mereka. Akan tetapi dikarenakan lokasi ini cukup jauh dari daratan sehingga nelayan juga saat ini sudah banyak yang tidak mengunjungi lokasi ini. Pelabuhan nelayan terdekat dari lokasi kapal karam Gosong Nambi ini adalah di Muara
Sungai Surantih di Nagari Surantih, Kecamatan Sutera, yaitu sekitar 13,75 mil laut dan jarak tempuh dari Muara Amping Parak sekitar 40 menit dengan perahu bermesin 40 PK.
Sementara itu, situs kapal karam Gosong Nambi juga dapat dicapai dari pelabuhan di
Painan yang berjarak sekitar 29 mi laut.

Dengan posisi keletakannya di area yang cukup dangkal dan visibility yang jernih hingga 15-20 meter dapat menjadikan lokasi situs bangkai kapal karam ini sebagai salah satu alternatif obyek wisata penyelaman di Sumatera Barat selain situs kapal karam MV. Boelongan Nederland.

Kembangkan Sebagai Destinasi Wisata
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan perlu mempertimbangkan bangkai kapal Gosong Nambi masuk pada festival di tingkat kabupaten, misalnya Festival Langkisau yang sudah menjadi agenda tahunan Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini mengingat posisi bangkai kapal terbilang dangakal.
Perlu juga segera dibuat paket wisata minat khusus serta peniapan sarana dan prasarana bagi wisatawan, misalnya kapal yang baik, peralatan selam, pemandu selam serta sarana penginapan.(Haridman, Ketua Pokmaswas LPPL Amping Parak)