
Oleh: Dr. Ely Vebriyanti, S.Pt., MP.
Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Andalas
Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair yang bermanfaat sebagai pupuk organik cair (POC), sebagai dekomposer untuk membuat kompos dan sebagai pestisida nabati untuk mengusir hama penyakit tanaman. Selain berperan sebagai aktivator dalam proses pembuatan pupuk kompos, MOL juga bisa digunakan sebagai pupuk cair karena mengandung unsur hara mikro, makro, bakteri perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali hama atau penyakit tanaman. Ada beberapa MOL yang bisa digunakan baik hewani dan nabati. MOL hewani diperoleh dari Kotoran ternak dan isi rumen. Sementara nabati dapat diperoleh dari limbah tomat, limbah nenas, gula merah, air cucian beras, air kelapa, nasi basi,molases.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mikroorganisme lokal ini dapat digunakan sebagai starter uuntuk pengolahan limbah ternak seperti kotoran sapi atau urin. Pemberian tambahan MOL ini akan mempercepat proses fermentasi sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Pada umumnya bahan utama pembuatan MOL terdiri dari 3 komponen :
- Karbohidrat. Ini contonya air cucian beras, nasi sisa, singkong, kentang dan gandum.
- Glukosa contohnya adalah cairan gula merah, cairan gula pasir, air kelapa/nira.
- Sumber bakteri.: keong mas, buah-buahan misalnya tomat, pepaya dan kotoran hewan.
Bahan – bahan tersebut kemudian di lakukan pengolahan dengan fermentasi aerob atau an aerob fakultatif. Fermentasi aerob dimaksudkan adalah fermentasi yang dilakukan dengan menggunakan udara. Sementara fermentasi an aerob fakultatif dimaksud dengan melakukan pengolahan dengan tanpa udara namun sewaktu waktu dibuka tujuannya untuk membolak balikkan bahan agar homogen dan mengeluarkan amoniak yang terkandung didalam bahan tersebut. Hasil pupuk yang diperoleh adalah secara fisik warnanya coklat atau kehitaman serta pH dalam keadaan basa sekitar 8-9.