Tapan (wilayah adat), tentu anda telah sering mendengarnya. Nama besar Tapan muncul karena sejumlah potensi besar yang dimilikinya, termasuk budayanya. Letaknya sangat strategis. Dari Muko Muko Bengkulu hanya 60 Km, dari Sungai Penuh, Provinsi Jambi 70 Km. Selanjutnya dari Padang berjarak 212 Km, sementara dari Kota Painan sekitar 140 Km. Di masa Pesisir Selatan Kerinci (PSK), Tapan menjadi tempat yang sangat diperhitungkan, karena berada di segitiga emas pertumbuhan ekonomi pesisir Barat Sumatera.
Menurut adat Tapan, secara garis besar masyarakat Tapan dibagi atas 4 (empat) suku, yakni Caniago, Mlayu Gdang, Mlayu Kcik dan Sikumbang. Masing-masing suku dipimpin oleh datuk yang dikenal dengan Basa Ampek Balai dengan Machudum Sati sebagai Orang Tua Adat Nagari Tapan. Tiap-tiap suku dibagi atas beberapa kaum yang masing-masing kaum dipimpin oleh seorang pamakung atau ninik mamak.
Tapan adalah sebuah nagari adat. Di Utara berbatasan dengan Pancung Soal, selatan dengan Lunang, timur Sungai Penuh dan Kerinci dan Barat Samudera Indonesia, Nagari Lunang dan Nagari Inderapura
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Nagari seluas 677,50 Km persegi tersebut berpenduduk 26.000 jiwa dengan jumlah Kampung terdiri dariMuaro Sako, Sei Gambir, Talang Air Mas, Padang Laban, Binjai, Koto Pulai, Talang Pusara, Pasar Bukit, Nilau, Bakir, Talang Sepakat, Air Batu, Malepang, Pasar Melintang, Padang Kejai, Pasar 60, Penggantingan, Tanjung Pondok, Alang Rambah, Dusun Baru, Talang Kubu
Menjelang Pilkada tahun 2009 lalu terjadi pemekaran pemerintahan besar besaran di Nagari Tapan, sehingga muncul 8 Pemerintahan Nagari dengan tidak menanggalkan nama Tapan di belakangnya. Nagari baru itu terdiri dari, Nagari Sungai Gambir Sako Tapan, Nagari Binjai Tapan, Nagari Talang Koto Pulai Tapan, Nagari Pasar Tapan, Nagari Ampang Tulak Tapan, Nagari Batang Arah Tapan, Nagari (Lubuk Limbungan) Tapan dan Nagari Kubu Tapan
Perekonomian masyarakat Tapan sebagian besar adalah pertanian, dengan bertani padi adalah mata pencarian utama masyarakat Tapan, diikuti jagung, palawija serta sebagian kecil buah-buahan seperti semangka (karamojo).
Disamping itu potensi perkebunan juga menjadi mata pencarian masyarakat Tapan, yakni perkebunan karet (parah) dan sekarang semakin berkembangnya perkebunan sawit dan kakao. Serta yang telah terkenal lama serta menjadi ikon dan oleh-oleh dari Tapan yaitu ptai (petai) dan jighiang (jengkol) meski sekarang produksinya semakin berkurang.
Bahasa yang digunakan masyarakat Tapan adalah bahasa Minangkabau dalam dialek tapan, yakni dialek yang juga digunakan oleh masyarakat sekitarnya seperti Inderapura, Muko Muko, Lunang, Silaut, Lubuk Pinang.
Selain tempatnya sangat strategis, maka Tapan didukung oleh sejumlah potensi besar lainnya, misalnya objek wisata, perkebunan dan terakhir Pasar Tapan akan berkembang menjadi kawasan perekonomian tiga provinsi.
Objek wisata terkenal adalah Air Terjun Malepang, Pemandian Alami Alam Sako Tapan, Air Terjun Telun Berasap Malepang Tapan, Air Terjun Malaca Panadah Tapan, Air Terjun Mini Sako Tapan, Taman Bukit Buai Tapan dan lain lain, namun semuanya belum tergarap.
Tapan memang nagari yang “tampan” dan mempesona. Selain memiliki potensi alam yang terbilang besar, maka posisinya yang berada di persimpangan tiga provinsi bakal menjadi pemicu pertumbuhan yang pesat. (Suaramitra.com dari berbagai sumber)