Warga Nagari Kambang, Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan Sumatera Barat telah mengenal dunia jurnalistik semenjak lama, yakni mengawali abad ke 20. Wartawan pertama asal Nagari Kambang bernama Gho Peng Tiap etnis Tiong Hoa yang bermukim di Koto Baru Kambang.
Gho Peng Tiap adalah pewarta yang menulis di majalah Pandji Poestaka terbitan Batavia (sekarang Jakarta). Saat ini tentu kita kesulitan mengetahui cara pengiriman berita dari Kambang ke Batavia kala itu. Salah satu tulisan Gho Peng Tiap mengenai kondisi “Cuplikan Negeri Kambang” membuktikan bahwa dia adalah wartawan yang mengakui secara tulus “Negeri” Kambang adalah tanah airnya.
Tulisannya di Majalah Pandji Poestaka terbit di edisi No.4, 24 Januari 1924, Tahoen II, hlm.78-79. Majalah tersebut disimpan di Perpustakaan Negara Belanda hingga hari ini. Dokumen majalah tersebut ditemukan di Negeri Belanda oleh Dr Suryadi yang berprofesi sebagai dosen di negeri kincir angin tersebut.
Pada aliniah pertama tulisannya terdapat kata yang memberikan petunjuk bahwa Gho Peng Tiap adalah warga Kambang. Kemudian pada aliniah terakhir tertulis nama penulis yang mewartakan, ini menunjukkan Gho Peng Tiap adalah wartawan.
“Beberapa tahoen jang telah laloe negeri Kambang soenyi senjap sahadja. Apakah sebanja? Ya, tentu toean-toean telah ma’loem bahwa negeri Kambang itoe negeri baharoe, moelai tahung 1914 baroelah didoedoeki oleh Assistent Demang. Pada ketika itoe negeri Kambang tanah airkoe belumlah berapa ramai. Disana-sini hoetan beloekar dan semak-semak sadja. Kadang-kadang datang hariamu jang boeas-boeas, memoesnahkan ternak oerang, sekali-sekali oerang jang diterkamnja oleh si ganas itoe. Karena itoe, Kepala Pemerintah tiada bersenang hati ; beberapa pendekar dan orang jang berani-berani disoeroeh oleh pemerintah memoesnahkan binatang-binatang boeas itoe dengan diberi djuga hadiah oleh pemerintah,” kata Gho Peng Tiap mengawali tulisannya di Majalah Pandji Poestaka terbit di edisi No.4, 24 Januari 1924, Tahoen II, hlm.78.
Selanjutnya di alinia kedua Gho Peng Tiap menyebutkan, Dan, di koeala Kambang ada beberapa ekor boeadja jang ganas-ganas, semoeanja binatang-binatang boeas disoeroeh tangkap oleh p.t Controleour Ajer Hadji berkedoedoekan di Balai Selasa. Sedjak sehabisnja binatang boeas, moelai negeri Kambang ramai. Dan saudagar – saudagar di Kambang semakin banjak djoega, dan berhoeboengan perniagaan dengan saudagar-saudagar di Padang. Berpoeloeh-poeloeh perahoe jang sarat dengan barang – barang hoetan, pergi ke Padang, sehingga ketika perahoe-perahoe itu berangkat, memoetihlah Koeala (moeara) Kambang itoe.(Haridman/Suaramitra.com)
