Sahabat Suaramitra.com yang budiman, pada artikel kali ini kami menyajikan ulasan tentang tokoh. Edisi ini redaksi menghadirkan tokoh pendidik dari perguruan tinggi terkemuka di Sumatera Barat. Tokoh kita kali ini adalah Silvia Permata Sari.
Silvia Permata Sari yang akrab dipanggil Bu Silvi adalah Doktor Muda di Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang. Banyak hal-hal menarik yang patut ditiru darinya, salah satunya adalah hobi menanam.
Silvia Permata Sari selepas menjalankan aktifitas di kampus rupanya gemar menanam berbagai jenis tanaman di pekarangan rumahnya. Ia mengaku kebiasaan bercocok tanam di halaman rumah sudah nampak dari sejak kecil dan terus terpelihara hingga kini. Maka, jika datang ke rumahnya, tak heran berbagai macam tanaman bisa dijumpai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mulai dari kelompok bunga seperti bunga pukul sembilan, beringin mini, kamboja, aglonema, janda bolong hingga buah-buahan seperti jambu biji merah, lengkeng, pisang Amerika, pisang kepok, kuini, dan anggur. Selain itu dosen pertanian ini juga rajin menanam tanaman obat-obatan, sayur dan rempah-rempah seperti tanaman kelor, bidara, lengkuas, jahe merah, cabai rawit hias, cabai rawit, hingga cabai merah besar.
Kemudian ketika Suaramitra.com menanyakan alasan doktor muda ini rajin menanam di perkarangan rumahnya, rupanya banyak keuntungan ketika kita punya hobi menanam. “Misalnya, saya dapat menerapkan ilmu, halaman rumah termanfaatkan, bisa bantu pangan kita sehari-hari, jadi hiburan dikala libur, dan bisa hidup hemat dan sehat karna bebas pestisida kimia,” ungkapnya menjelaskan.
Kebiasaan rajin bercocok tanam ini tidak hanya ditanamkan ke mahasiswa yang diajarnya, tetapi juga anak-anak kandungnya yang masih balita akan cinta pertanian.
Cabai Merupakan Tanaman Favorit
Lalu ketika ditanya tentang tanaman favorit, rupanya dosen yang ramah ini menyebutkan cabai menjadi tanaman yang menempati prioritas.
“Ya menurut saya, tanaman yang sangat dirasakan manfaatnya jika kita menanam sendiri di perkarangan rumah adalah cabai,” katanya lagi.
Cabai menjadi tanaman wajib (favorit) yang ditanam di rumah Doktor Pertanian Unand ini. Karena sangat terasa manfaatnya membantu pangan sehari-hari, apalagi dikala harga bahan pangan yang melambung tinggi saat ini. Sebagai contoh: tanaman cabai yg saat ini harganya sampai 80 ribu per kilogramnya. Yang harusnya kita beli cabai di pasar, tapi karna kita tanam sendiri di dalam polibag, kita bisa simpan uangnya untuk keperluan lainnya alias hidup hemat. Selain itu juga belajar hidup sehat, cabai yg kita tanam tanpa diberi pestisida kimia.
“Yang tak kalah pentingnya keuntungan dari bercocok tanam di pekarangan rumah adalah ada rasa bahagia tersendiri (puas) ketika memetik hasil panen kita tanam itu. Apalagi cabai, pangan utama orang Minang, yang identik dengan cabai rasa pedas di setiap masakannya,” pungkasnya.
Jadi, sahabat pembaca mulailah bercocok tanam di perkarangan rumah anda ya..salam pertanian.